PERTAMA KALI MENYELAM DI KAWASAN REHABILITASI TERUMBU KARANG BIOROCK INDONESIA DI TELUK AMBON DALAM

Biorock Indonesia
4 min readOct 1, 2020

--

Oleh: Prandito Simanjuntak

“For individual travelling scientists Amboina was a must if they visited the eastern Archipelago. Amboina had evidently something special.”

Kalimat di atas adalah kutipan yang Saya ambil dari sebuah buku yang berjudul Results of the Rumphius Biohistorical Expedition to Ambon (1990) oleh H. L. Strack. Buku yang menceritakan perjalanan para peneliti asal Belanda ini memuat banyak sekali foto-foto dari hewan laut yang terdapat di Pulau Ambon.

Dokumentasi ekspedisi Rumphius di Teluk Ambon (sumber: H. L. Strack)

Sebagai orang yang sebelumnya belum pernah menyelam di Teluk Ambon, buku tersebut sukses membuat saya penasaran seperti apa keadaan di bawah sana, apakah sudah berubah sangat jauh bila dibandingkan dengan zaman dulu seperti yang Saya bayangkan? Atau sebaliknya? Namun, sebelum Saya bercerita lebih jauh, alangkah baiknya jika Saya memberikan gambaran awal mengenai Teluk Ambon. Teluk Ambon berada di wilayah P. Ambon yang terbagi menjadi dua bagian yaitu Teluk Ambon Luar (TAL) dan Teluk Ambon Dalam (TAD), keduanya dipisahkan oleh ambang Poka-Galala. Beginilah tampak Teluk Ambon jika dilihat dari atas.

Perairan Teluk Ambon (sumber: Google Earth Pro)

Perairan Teluk Ambon tentu saja tidak asing bagi Saya yang sudah menetap di Ambon selama empat tahun ini, namun, untuk pemandangan di bawahnya, Saya masih buta sampai Saya berkesempatan untuk menjadi salah satu penerima beasiswa program Local Scholar Reef 2020 oleh Biorock Indonesia. Beasiswa ini dibuat untuk memberikan pelatihan bagi 12 pemuda-pemudi di bidang konservasi terumbu karang pada tiga lokasi yang berbeda, yaitu Pemuteran, Nusa Dua, dan Ambon. Program inilah yang memberikan Saya pengalaman pertama kali menyelam di TAD, tepatnya di lokasi rehabilitasi terumbu karang yang menggunakan metode biorock. Metode biorock sendiri adalah metode rehabilitasi terumbu karang dengan menggunakan struktur besi yang dialiri listrik arus lemah, aliran listrik inilah yang membantu dalam mempercepat pembentukan pengapuran di struktur besi yang ditempatkan di bawah. Untuk mengetahui Biorock Indonesia, kamu dapat mengunjungi situsnya di sini

Pengambilan data ekologi di struktur Biorock di Ambon

Pengalaman menyelam di TAD tidaklah seindah seperti pengalaman para peniliti pada ekspedisi Rumphius dahulu kala, mengingat sekarang Teluk Ambon telah berubah seiring perkembangan zaman, beberapa penelitian dan artikel-artikel yang dimuat di internet juga memberitakan bahwa kondisi terumbu karang di TAD sudah dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Namun, pengalaman pertama kali itu menyadarkan Saya bahwa TAD tidaklah seburuk yang saya bayangkan dan memberikan setitik harapan untuk masa depan yang lebih baik. Kembali ke awal sebelum penyelaman dimulai, Saya dan teman diberikan arahan oleh staf Biorock tentang teknik dan apa yang akan kami lakukan di bawah sana yaitu mendata invertebrata, ikan, dan jenis substrat dengan metode pengambilan data yang ditentukan (Fish and Invertebrate Belt Transect).

Sebelum Melakukan Penyelaman (Dok. Biorock Indonesia)

Cuaca pada saat penyelaman dilakukan kurang bersahabat, kami dibuat kedinginan oleh turunnya hujan yang juga membuat jarak pandang di bawah menjadi terbatas. Proses pengambilan data ekologi dimulai dengan menarik rol meter sepanjang 100 m di kedalaman 8 m. Saya tidak melakukan pengambilan data hingga selesai karena udara yang tersisa pada tabung sudah tidak memungkinkan. Setelah selesai istirahat dan mengisi tenaga, penyelaman serupa dilanjutkan di kedalaman 3 m, proses pengambilan data ekologi ini berlangsung hingga sore hari.

Pengalaman menyelam di TAD membuat saya tidak penasaran lagi tentang bagaimana keadaanya. Pada perairan di sekitar area rehabilitasi terumbu karang, kami mencatat keberadaan ikan butterflyfish, snapper, sweetlips dan parrotfish. Sedangkan untuk invertebrata kami menemukan banded coral shrimp, sea cucumber, drupella snails, dan giant clam. Substrat pada kedua kedalaman didominasi oleh dua tipe yang berbeda, pada kedalaman 3 m didominasi oleh pecahan karang sedangkan pada kedalaman 8 m didominasi oleh lumpur. Selain data yang tercatat di atas, Saya juga melihat hewan-hewan yang tidak saya ekspektasikan berada di TAD seperti bluespotted ray dan bahkan saya diberitahu kadang terdapat ikan napoleon.

Pengalaman yang tak sama seperti ekspedisi Rumphius waktu dulu membuktikan bahwa perairan di Teluk Ambon ini sudah berubah dan sebagai upaya untuk pemulihan, program rehabilitasi terumbu karang di Teluk Ambon sangatlah penting untuk dilakukan karena terumbu karang yang baik akan menghadirkan masa depan yang baik.

--

--

Biorock Indonesia
Biorock Indonesia

Written by Biorock Indonesia

Authorized Biorock Technology for coral reef conservation. Create healthy reefs for generation to come

No responses yet